My Beautiful Past but Full of Tears (Overprotective?)

3:41 PM Edit This 0 Comments »
Sebagai anak tunggal, terkadang orangtuaku memperlakukan aku secara berlebihan, terutama Papi. Dari kecil, pantangan-pantangan seperti ini sangat sering kudengar:
"nggak boleh minum es kalau lagi batuk"
"nggak boleh makan es krim"
"pulang sekolah harus langsung pulang"
"kalo maen ama temen harus kasih tau, kemana, sama siapa dan pulang jam berapa"
"nggak boleh nyeberang jalan sendiri
Tapi satu hal yang aku suka dari Mami, untuk hal-hal seperti ini, Mami lebih fleksibel. Kalau aku lagi flu, tiap Papi kerja, Mami selalu kasih aku es krim, karena dia tau betapa tersiksanya aku tanpa es krim. Aku sangat suka es krim, es krim apapun, dari yg murah, seribu perak sampai yang seporsi puluhan ribu, aku udah coba. Bahkan sampai sekarang, kalau diajak teman makan keluar, kadang aku lebih pilih es krim daripada nasi.

Aku tersiksa dengan keadaan ini, aku nggak pernah pilih dilahirkan sebagai anak tunggal. Aku tau Papi sayang aku, tapi aku bener-bener nggak tahan dengan semua ini. Aku tahu, fisikku lemah, tapi aku nggak pengen diperlakukan sebagai orang sakit. Aku pengen main ke rumah temen, tanpa harus liat jam, tanpa harus khawatir keasikan main ku terganggu karena Papi sudah jemput aku. Bahkan pernah aku ingin sekali berenang (Berenang adalah salah satu olahraga favoritku), Papi melarang, aku memaksa dan akhirnya aku harus menerima satu tamparan di pipi.

Aku tumbuh jadi anak yang introvert di SD, aku hanya menghabiskan waktu untuk belajar dan belajar, prestasiku amat sangat memuaskan, nggak pernah keluar dari 3 besar, mengikuti olimpiade matematika, juara lomba aritmatika, mewakili untuk demo demo pelajaran dan lain sebagainya, tapi aku nggak pernah nyaman dengan semua itu. Dan yang kalian tahu, minatku cuma terhadap Bahasa Inggris. Aku mencintai Inggris dari kecil, bahkan aku nggak tahu kenapa. Waktu SD aku nggak pernah ikut les apapun kecuali Inggris. Aku nggak pernah mau les pelajaran, diem di kelas cuman membuatku ngantuk, apalagi guru-guru les itu menyebalkan. Menyita waktu tidur siang aja. Kelas 6 SD aku sudah mempelajari TOEFL, grammar dan sebagainya. Kelas 6 SD masa-masa kejayaanku, aku punya banyak sekali teman, dan aku mulai boleh bermain-main dengan mereka. Maggie, Liza, Jonathan, Steven, Romy, Roby, Ali, ugh banyak deh,,,

to be continued

0 comments: