My Teen World ^^ (Part 1)

4:15 PM Edit This 0 Comments »
Banyak yang bisa diceritain tentang masa masa SMP ku, tapi aku ingin menceritakan tentang masa SMA ku. Masa-masa kelas X nggak bisa dibilang menyenangkan. Sesudah melewati masa OSRAM (Orientasi Sahabat dan Asrama) yang menurutku cukup mengerikan, pembagian kelas baru dimulai. Aku merasa sangat asing di lingkungan yang benar-benar baru. Sekolahku bagus, modern, penuh dengan fasilitas dan pendamping (sebutan untuk teacher) yang profesional, tapi aku nggak banyak mengenal anak-anak disana. Cuma 2 anak yang berasal dari kota yang sama denganku, dan mereka semua ASPA (sebutan untuk anak cowok), jadi di ASPI (sebutan untuk anak cewek), aku benar-benar harus beradaptasi. Pertama masuk, aku langsung dekat dengan anak cewek, chinese, dari Tasik, namanya Susan Maria. Dia bener-bener temen yang baik, ngertiin aku banget.
Kelas X aku cukup disebelin banyak anak, udah manja, egois, dikit-dikit homesick, tapi biasanya kalo udah homesick, kami nangis bareng-bareng satu unit (satu unit ada 20 anak), gampang desperate, terutama karena disini aku mendapat nilai 50 dari skala 100 untuk pertama kalinya. Sangat sulit buatku untuk beradaptasi, terutama sebulan pertama pada masa-masa karantina (selama sebulan kami tidak boleh menghubungi orang tua, baik melalui telepon, surat dan sebagainya, kalo ketahuan, sanksi berat menanti kami.), bayangkan, aku yang tinggal di rumah dengan semua hal untukku sendiri, di sana aku harus berbagi kamar mandi, berbagi barang-barang, cuma punya 1 lemari baju, dan 1 loker buku. Sedangkan barang-barangku sangat banyaaaaakkkk, terutama baju-bajuku. Tiap suster keliling/patroli, selalu saja ada barang-barangku yang kena sita karena nggak berada pada tempatnya. Tiap suster memeriksa loker, sewaktu dibuka, buku-buku dan segala isinya segera berjatuhan seperti gempa bumi. Aku ingin sekali tertawa waktu suster kejatuhan buku-buku yang super berantakan itu, tapi takut kena hukum. Hahaha.

Sistem penataan loker dan lemari ku sangat buruk, kalau memasukkan barang, aku buka sedikit pintunya, aku paksa masuk buku-buku dan tutup cepat-cepat, sehingga bisa dipastikan begitu dibuka semua itu akan berjatuhan. Hahahaha.

Masa-masa MOS lebih mengerikan, tiap malam kami deg-degan menunggu giliran siapa yang akan dipanggil senior. Waktu itu aku sangat penakut, nggak senyolot sekarang mungkin ya. Tapi sifat pemberontak sudah muncul di otakku. Saat malam kami harus berkeliling mencari tanda tangan sebanyak banyaknya, aku dan beberapa temanku tidur di unit (Peace, hahaha). Tapi akhirnya aku dapat satu tugas yang lumayan mengerikan, disuruh buat surat keterangan hamil 3 bulan dan disuruh baca di depan salah satu senior cowok, OMG, what a shame, tapi untung tuh senior baik abis, hahaha.

Suatu malam, seorang senior yang sangat cantik, tapi kami anggap dia sangat judes, menyampaikan ke temanku, kalau 3 anak bernama Lia dipanggil ke unitnya. Gilaaaa, deg-degan abis, udah ngebayangin apa kata-kata terakhir yang harus kami ucapin sebelum kami menghadap Tuhan, hahaha *lebay*.

Di sana ada salah seorang senior yang ngomong, tapi nggak nampakin mukanya dan kami disuruh nebak siapa dia. (Poor me, aku itu lemah banget dalam hal mengingat muka orang kalau nggak kenalan secara langsung). Mana aku tau, kami diem aja. Diem kami itu membuat senior makin semangat membentak kami. Bayangin, kelas X, baru masuk, dipanggil ke unit senior, ber 3 ngadepin lebih dari 20 orang yang memandang sangar ke kami.

Trus kami ditanya-tanya, hobi apa, apalah, pas temanku ga bisa jawab saking takutnya, aku ngasal aja ngejawab buat dia. Nggak kusangka, temanku malah kena damprat ini senior, waduh, aku nggak enak banget, gara2 aku dia yang kena omel. Pulang ke unit, temanku nangis abis-abisan, malemnya beberapa senior ini dateng dan ngejelasin masalahnya dan minta maaf ke kita.

Huff ini cuma sebagian kecil, tapi masa-masa kelas X buatku paling mengerikan lah, hidup dalam ketakutan,,,

0 comments: